Kue Sarimuka, Si Hijau Cantik nan Lembut Dari Melayu

Kue Sarimuka, Si Hijau Cantik nan Lembut Dari Melayu

Indonesia dikenal sebagai negeri dengan warisan kuliner yang kaya dan beragam, salah satunya berasal dari budaya Melayu. Di antara berbagai kue tradisional, ada satu hidangan manis yang cukup populer di daerah pesisir Sumatra hingga Kalimantan, yakni kue Sarimuka. Kue ini tak hanya lezat, tetapi juga memiliki tampilan cantik dengan warna hijau yang khas serta tekstur lembut yang membuat siapa pun tergoda untuk mencicipinya.


Asal Usul dan Filosofi Kue Sarimuka

Kue Sarimuka merupakan salah satu jenis kue basah tradisional Melayu yang sering hadir dalam acara adat, kenduri, hingga perayaan hari besar. Nama “Sarimuka” sendiri konon diambil dari lapisan hijau di bagian atas kue, yang dianggap sebagai “wajah” atau “paras” cantik. Filosofi ini melambangkan keindahan luar yang sejalan dengan kelembutan hati, sebagaimana harapan dalam budaya Melayu bahwa kebaikan harus terpancar dari dalam dan luar diri manusia.


Ciri Khas Kue Sarimuka

Kue Sarimuka terdiri dari dua lapisan dengan tekstur dan rasa berbeda, namun berpadu harmonis:

  1. Lapisan Bawah – Terbuat dari ketan pulut putih yang dikukus hingga pulen, memberikan sensasi kenyal sekaligus gurih.
  2. Lapisan Atas – Berwarna hijau cantik, biasanya berasal dari pandan atau suji, yang menghasilkan aroma wangi alami. Lapisan ini memiliki tekstur lembut seperti puding, terbuat dari campuran santan, telur, dan gula.

Perpaduan dua lapisan ini menciptakan cita rasa yang unik: gurih, manis, dan wangi, sekaligus memanjakan lidah. Tak heran, kue ini sering dijadikan sajian utama dalam berbagai jamuan.


Cara Penyajian yang Membuatnya Istimewa

Kue Sarimuka biasanya dipotong dalam bentuk persegi atau belah ketupat agar terlihat lebih menarik. Warna hijau pada lapisan atas seringkali menjadi daya tarik tersendiri, terlebih bila dipadukan dengan alas daun pisang yang menambah aroma khas.

Dalam tradisi Melayu, kue ini sering disajikan pada acara pernikahan, tahlilan, hingga syukuran, karena dianggap melambangkan keseimbangan hidup: kerasnya perjuangan (ketan) yang harus disertai kelembutan hati (lapisan hijau), info lebih lanjut bisa Anda kunjung di sini:
● https://gribjayabanjar.org/wisata/kue-sarimuka-si-hijau-cantik-nan-lembut-dari-melayu/
● https://gribjayatasikmalaya.org/hukum/pabrik-penggergajian-kayu-di-tasikmalaya-kobaran-api-dini-hari-kagetkan-pemilik-pabrik-taryono/
● https://gribjayamagelang.org/hukum/lpsk-diminta-beri-akses-keadilan-untuk-saksi-dan-korban/
● https://gribjayapekalongan.org/hukum/truk-sampah-di-pekalongan-serempet-3-siswa-sd/
● https://gribjayasalatiga.org/pendidikan/damkar-salatiga-turun-ke-sumur-10-meter-demi-selamatkan-kucing/


Popularitas dan Perkembangan Kue Sarimuka

Seiring waktu, kue Sarimuka tidak hanya dikenal di kalangan masyarakat Melayu, tetapi juga mulai populer di berbagai daerah lain di Indonesia. Bahkan, kue ini sering dijual di pasar tradisional maupun toko kue modern dengan variasi yang lebih kreatif.

Beberapa inovasi modern misalnya penggunaan pewarna alami yang lebih kuat, tambahan taburan kelapa parut, atau bahkan kombinasi rasa lain seperti durian dan pandan wangi. Namun, esensi asli dari kue Sarimuka tetap dipertahankan: kue hijau cantik dengan rasa lembut dan gurih.